Rabu, Mei 28, 2008

UAS (Ujian Akhir Sialan)

Akhir-akhir ini banyak aja kuis sms ke nomer premium yang majang cewek-cewek berbaju minim dengan belahan tete’ kemana-mana. Ada yang modelnya suruh sms dua kali “ayo dong, aku kesepian nih kalo gak dikirimin sms sama kamu..” trus dia muter-muter kayak ikan pesut. Pertanyaan yang diajuin juga tolol yang orang idiot juga bakal bisa jawab kayak

Cowok kalo pipis itu..

A. Nungging

B. Berdiri

C. Jongkok satu kaki

Ada juga maen acak kata, B E R K A U. Petunjuknya itu hewan berkaki empat- biasa di sawah. Udah gitu sang presenter bawa-bawa klenengan sambil niruin pose si binatang. Udah tau jawabannya ? yak jawabannya itu adalah… K E R A N D A M A Y AT.

Eniwei, gw lagi minggu UAS nih. Dua minggu penentu bwat pembuktian kalo apa yang diomongin dosen itu semuanya masuk ke kepala gw. Gimana bisa masuk, dosen-dosen yang ada itu pensiunan penyanyi semua. Jadinya pas dia ngejelasin yang kedegeran di kuping gw itu dia nyanyian Nina bobokk…ooo..nina bobokk… Jadinya masuk nggak ngantuk iya. Omong-omong, kenapa Nina ya? Kalo nama anak yang bikin lagu namanya Tarjimin mungkin jadi aneh ya *mikir keras..*.

Saking terlalu mikirin UAS, hal-hal lain penunjang itu gw lupain. Hari Selasa (26/5/2008) kemaren hari gw dimulai dengan pikiran : HARI INI UJIAN MPS. MPS itu mata kuliah ulangan bwat gw, karena gw termasuk orang yang tidak lolos lubang jarum, jarum pentol lagi. Bangun tidur inget MPS, makan inget MPS, boker inget MPS, nonton tipi beritanya “Kenaikan Harga MPS”.

UAS gw jam 1 siang, dari jam 11 gw udah siap. Gw menyiapkan semua peralatan tempur gw bwat berangkat ke kampus.

MP3 Player ? Siap!!

Pensil 2B ? Siap!! (emang mau SPMB?)

Lagi jalan keluar rumah beberapa langkah tiba-tiba gw inget, ternyata gw pake kolor di kepala!! Gw balik ke rumah bwat belajar perbedaan antara TOPI dengan CELANA DALAM. Dan gw pun melakukan pemeriksaan akhir. Pemeriksaan terakhir gw berjalan lancar. Baju udah necis rapi jali, celana panjang mengkilap abis dicuci pake setrika, iket pinggang kenceng anti-celana-melorot, sepatu putih mengkilap.

Dengan PD luar biasa gede gw berangkat ke kampus naek angkot. Di kepala gw terngiang-ngiang “MPS… Argot.. Gatekeepers.. Populasi.. Sampel..”. Ternyata karena BBM naek, angkot juga kompak ikut-ikutan naek. Dari harusnya 2 rebu sekarang jadi 2 rebu plus 5 ratus. Bakalan hemat makan gw di kampus, dari yang tadinya makan nasi basi jadi nasi aking basi.

Angkot pertama udah gw laluin, gw udah sampe di jalan raya menuju angkot kedua. Angkot di Depok keren, kita gak perlu manggil angkot bwat naek. Cukup dengan mikir di dalem hati tujuan kita dan secara otomatis bakal ada angkot ngesot ke arah kita. Kita pun tinggal naek dengan riang gembira.

Gw naek di samping supir yang gak pake celana. Udara panas luar biasa, matahari nyorot terik. Gw berasa jadi ayam Mekdonal yang saban hari dipanasin pake lampu. Saat angkot di depan tukang kambing, gw iseng-iseng mau nelepon temen gw yang kebetulan jadi AsDos MPS.

“Halo..”, kata temen gw diujung sana

“Lo dimana cep?”

“di rumah..”, gw bingung kok bisa-bisanya udah jam 12 tapi blom berangkat

“emang UAS MPS kapan?”

“hari ini kan, parah lo gak dateng!!”, perasaan gw lega ternyata gw bener

“emang lo dimana kan?”

“di Mekarsari”, kata gw

“WAAKAKAKAKAKAAKAKAKAKKK!!!”

“Goblok, ujiannya minggu depan”, ternyata gw dibo’ongin

Sialan. Kutu kupret. Kecoa saus tiram. Pepes babi.

Ternyata gw salah hari, ujiannya minggu depan dan gw (gobloknya) dateng hari ini. Dan walaupun gw gak tau kapan ujiannya, gw tetep aja PD kalo ujiannya hari ini. Akhirnya gw turun dan gw bingung mau ngapain. Walhasil gw nyebrang jalan trus goyang dombret di tengah jalan biar disangka Saipul Jamil. Hehehe. Gak lah, gw nyambung lagi naek angkot balik dengan membayar 2rb. Jadi ongkos gw yang kebuang sia-sia hari itu

2500+2000+2000+2500 = 9000

Emang, UAS bisa bikin orang waras jadi gila. Orang gila jadi makin gila lagi. Orang yang udah makin gila bisa meninggal kena serangan ambeien mendadak.

Pesan Moral : Malu bertanya rugi di jalan.

mari kita lanjut...

Sabtu, Mei 24, 2008

Kisah Seorang Sahabat

Hari ini aku lahir. Bagian tubuhku yang bermula dari benang-benang yang dibentuk menjadi tubuh yang indah. Satu per satu bagian tubuhku dipasangkan oleh para pekerja di pabrik besar itu. Wanita penggerutu, pria penggoda, perempuan penggosip, dan tangan-tangan besi yang kekar membentuk setiap lekuk di badanku sehingga mempunyai nilai lebih.

Badan coklatku (dibentuk) gendut berbulu penuh berisi kapas dan tanganku akan selalu terangkat ke depan, seperti ingin memeluk. Sejujurnya aku sangat ingin memeluk. Sikap badanku hanya satu, duduk. Dan raut wajahku akan selalu dihiasi oleh senyum lebar dengan mata berbinar yang tidak bisa mengedip walaupun hanya sekali. Telingaku berdiri kokoh di atas kepalaku, hidungku yang hitam pekat sangat pas dengan bibirku yang besar. Di leherku tergantung kertas bertuliskan TEDDY. Mungkin ini namaku.

Aku ditempatkan dalam sebuah bungkus plastik bening yang diikat dengan pita merah agar badanku tidak berdebu. Kemudian semua gelap dan aku pun tertidur. Aku terlonjak saat cahaya putih menyilaukan menerpa mataku yang terbuat dari plastik, tapi tentu saja aku tidak terlihat seperti terlonjak karena aku tidak bisa bergerak.

Kembali ke cahaya putih yang menerpaku. Ada lampu yang terang benderang menyorot langsung ke mataku, sungguh menyilaukan. Kemudian datang tangan kurus seorang pegawai toko mengangkatku atau bisa dibilang menyelamatkanku dari cahaya menyilaukan itu. Atas instruksi dari wanita gemuk bermata sipit dengan kacamata berantai yang selalu melorot dari hidungnya, aku ditempatkan di etalase depan oleh tangan kurus tersebut.

Mulai saat ini aku menunggu. Melihat orang-orang bersliweran di depanku dengan tatapan ramah. Aku melihat wanita centil sedang bergandengan pria tua, wanita setengah tua berambut pirang buatan dengan membawa ajudan yang terlihat kewalahan membawa kantong belanjaan sang wanita , kemudian anak kecil dengan tangis histeris melihat dan menunjuk aku kemudian memohon kepada ibunya yang sedang meminta uang kepada wanita sipit pemilikku saat ini dengan plastik pembungkus permen. Aku ingin sekali menghibur gadis itu.

Detik berlalu berganti menit kemudian jam berubah menjadi hari yang kemudian bermetamorfosa menjadi bulan. Entah berapa lama aku duduk termenung seperti ini, hingga suatu ketika.

“ma, lucu ya boneka ini..”

Pada suatu rutinitas hari, lamunanku dikejutkan oleh permintaan seorang gadis kecil yang cantik dan lucu kepada ibunya yang berada di sampingnya. Dia memakai baju kuning dengan rok merah. Dia menatapku lekat seolah dia menginginkan aku lebih dari apapun di dunia ini. Aku tidak akan melupakan hari indah ini. Aku ingat usia dia waktu itu 7 tahun.

Aku berjumpa dengan si tangan kurus untuk yang terakhir kalinya, dia memasukkan aku ke dalam kantung belanja pink. Sempat aku melihat sang gadis kecil dengan berwajah gembira sedang memeluk erat ibunya dan kemudian berkata, “ Terima kasih ma..!!”. Pandanganku pun menjadi putih dan diluar terlihat bayangan sang gadis kecil. Rambut dia dikuncir dua kanan-kiri, mirip seperti telingaku yang terletak di atas kepalaku.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Hal pertama yang aku lihat adalah wajah lucu sang gadis, dia membuka pita yang telah mengurungku di dalam plastik selama berbulan-bulan dan kemudian mengangkatku dengan kedua tangan kecilnya. Aku ditempatkan di atas tempat tidur bergambar tikus hitam bercelana merah. Kamarnya berwarna biru langit, kehangatan sangat terasa sesaat aku dikeluarkan dari plastik tersebut. Kemudian dia menggenggam tangan bulatku.

“Aloooo, nama aku Ayu..”

“Nama kamu ciapa yaa..??”

“Mmmm…” , dia bergumam sambil mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk kecilnya.

“Nama kamuu… Diku.. Soalnyaa… soalnya kamu boneka Teddy punya akuu!!”

Kemudian dia memelukku, terasa hangat dan bahagia sekali. Mulai sekarang pemilikku bukan lagi wanita bermata sipit, melainkan gadis kecil periang yang lucu ini.

“Kita akan menjadi sahabat untuk selamanya ya dikuu…!!!”

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Hari-hariku selanjutnya dilalui bersama Ayu. Kemanapun dia pergi aku akan selalu berada di sampingnya. Saat makan aku akan selalu berada di pangkuannya walaupun sudah beberapa kali Ibu menegor Ayu dia tetap saja memangkuku “Diku khan juga mau makan”. Sang Ibu hanya bisa geleng-geleng kepala dan sang Ayah tersenyum. Seiap malam aku tidur di samping kepala Ayu, dan sebelum tidur dia selalu bilang “Met tidur Dikuu..”. Dan kemudian dia memelukku sampai aku bisa merasakan dan mendengar nafasnya. Aku tidak bisa tidur, mataku tak bisa tertutup. Aku bersyukur, karena aku tidak ingin melewatkan sedikit pun saat-saat indah bersama Ayu.

Kita hanya berpisah saat dia berangkat sekolah karena dia tidak diperbolehkan untuk membawaku saat sedang belajar. Pertama kali mendengar larangan ini dia menangis sekeras-kerasnya kepada ibunya. Tapi dengan bijak ibunya berkata, “Sayang.. kalau kamu bawa Diku ke sekolah, nanti dia hilang.. Mama takut kamu gak ada teman lagi nanti.. biar Mama aja yang jaga Diku”.

“Janji ya ma dijaga…”, kata Ayu sambil terisak-isak

“Iya sayang…”, kata si Ibu lembut.

Dan setelah memelukku dan berpamitan denganku dia meninggalkanku terduduk di atas tempat tidurnya. Langkahnya terasa berat, dia berjalan mundur sambil menatap sedih mataku. Aku ingin sekali bilang “Aku tidak apa-apa ayu” tetapi mulutku hanya bisa terkatup rapat dan tersenyum. Pintu pun tertutup. Tapi tiba-tiba pintu terbuka dan terbanting. Ayu berlari ke arahku, memeluk dan menciumku sambil berbisik, “ Dadahh… Diku…”.

Ada saat-saat dimana dia menolongku. Saat dimana aku tidak sengaja terjatuh dari tangannya saat menyebrang jalanan. Ayu dengan cepat berlari menyebrangi lalu lintas ramai menuju arahku dan mengambilku kemudian berlari kembali ke arah Ibunya. Di saat lari kembali dia terpeleset dan terjatuh menghujam aspal kasar yang keras hingga lututnya berdarah. Ibunya sangat marah karena dia bertindak nekat. Tapi dengan menangis dia berkata “Aku gak mau Diku matiii…”

Ada juga saat dimana aku “menolongnya”. Kenapa dengan tanda kutip? Karena aku tidak menolongnya secara langsung. Aku hanya menemaninya. Menemaninya di kamar terduduk di lantai kamar yang dingin sambil menangis mendengar pertengkaran kedua orang tuanya di luar yang saling melempar kata-kata makian tanpa henti. Menemaninya di saat dia duduk diantara orang-orang asing sementara kedua orang tuanya di depan dikelilingi oleh orang-orang asing lainnya, dan pemimpin orang-orang tersebut adalah seorang tua dengan palu di dekat tangan kanannya. Menemaninya di saat dia pindah ke lingkungan benar-benar baru untuknya. Menemaninya di saat Ibunya, yang dia pilih saat kedua orangtuanya berpisah saati dia berumur 12 tahun, telah bersikap masa bodoh terhadap dirinya dan sering pulang larut malam dengan membawa laki-laki entah dari mana.

Hanya itu yang aku bisa lakukan, MENEMANINYA. Tak bisa berbuat apa-apa.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Tidak terasa sudah 10 tahun sejak pertemuanku di etalase depan toko dengan Ayu. Aku sudah mengempis, tidak terlihat gendut lagi. Senyumku masih mengembang dan mataku masih (sedikit) berbinar. Tetapi warna tubuhku sudah pudar. Benang-benang yang bersatu padu di tubuhku sudah tidak kompak lagi. Banyak yang berpisah-pisah tidak menentu.

Sejak Ibunya menikah dengan laki-laki- entah-dari-mana itu, Ayu dan Ibunya pindah rumah. Tempat kedudukanku di kamar Ayu berpindah. Tempatku sekarang ada di lemari tua yang usang milik Ayu. Aku semakin terbiasa dengan kegelapan, karena aku ditempatkan di lemarinya bersama buku-buku pelajaran miliknya dengan pintu tertutup erat. Aku terjebak dan terhimpit di belakang buku-buku. Aku kangen dengan Ayu, andai saja aku bisa menggerakkan tubuhku aku akan mendobrak pintu sialan ini hanya untuk melihat Ayu yang telah beranjak dewasa.

Sesekali saat Ayu lupa menutup sang pintu sialan, aku bisa melihat tempatku di kasur Ayu telah diganti oleh benda berbentuk hati berwarna pink dengan bulu-bulu putih di pinggirnya bertuliskan I LOVE YOU. Aku ingat dia melemparku dengan wajah riang gembira ke pojok ruangan saat itu dan menggantiku dengan benda tersebut. Ya, itulah saat aku tersisih untuk pertama kali. Dan benda-benda lain pun menyusul setelah itu. Boneka kucing berbulu lembut berwajah angkuh, anjing putih berbintik putih, dan dua babi berwajah hitam-putih. Mereka terlihat kompak menertawakanku seiring dengan ditutupnya pintu lemari tersebut.

Pada suatu hari, pintu terbuka. Dan kulihat si Ibu, raut wajahnya terlihat lelah dan berkeriput. Dia mengeluarkan buku-buku di depanku. Kemudian dia menatapku.

“AYUUUUU…. INI DIKU MAU DIAPAIN!!!??”, dia berteriak keluar dan dari kejauhan datanglah Ayu. Dia terlihat semakin cantik saja. “Diku siapa..??”

“Ini loh boneka kamu..”, kata si Ibu.

“Ohh.. ini..”, kemudian dia memegang leherku. Tapi sentuhan kali ini berbeda dengan sentuhan 10 tahun yang lalu. Sentuhan ini kasar dan mencekik. Ayu berjalan menuju pintu depan rumahnya, kemudian dia mendengus kepada ayah barunya yang botak dan gendut sedang memakai celana pendek dan kaos singlet. Dia tidak pernah menyukainya. Dia kemudian menuju sebuah tempat sampah. Tangan Ayu yang memegang tubuhku bergerak ke atas tempat bau itu. Baunya sungguh menyengat. Kemudian dia melepas cekikan di leherku dan menjatuhkanku ke tempat sampah. Mata pudarku menatap kosong di langit biru, aku berada di atas kulit pisang berbau busuk. Tanganku tergapai ke atas. Aku ingin sekali meraih dan memeluk Ayu dengan tanganku itu. Sampai kemudian kayu-kayu tempat tinggalku selama ini menyusul menimpa badan dan kepalaku. Aku tidak bisa melakukan apa-apa yang bisa kulakukan hanya terbujur kaku dan tersenyum.

Ya, aku tersenyum. Bahkan pada saat paling menyakitkan pun aku hanya bisa tersenyum. Saat dimana kulitku dirobek dan isi perutku dikeluarkan oleh para anak kecil dengan alat pemungut gelas mineral yang tajam. Saat dimana kepalaku dipenggal dipisahkan dari badanku. Aku dipungut oleh anak-anak ini saat mereka memungut kayu lemari yang dibuang di tong sampah dengan orangtuanya.

Pada saat ini aku merasakan mati, walaupun aku memang benda mati tapi baru kali ini aku merasa benar-benar mati. Bayangan akan saat-saat indah bersama Ayu melintas satu persatu di bayanganku. Dan entah bagaimana caranya tiba-tiba aku sudah berada di kamar Ayu lagi. Aku melihat benda I LOVE YOU dan benda lainnya yang pernah bersekongkol menertawakan aku. Terlihat juga lemari baru Ayu yang kokoh dan gagah berdiri dengan anggunnya di kamarnya. Aku terbang di atas Ayu. “Hey! Aku bisa bergerak!! Dan.. berbicara!!!”, aku senang bukan kepalang. Aku berteriak-teriak memanggil nama Ayu di kupingnya. Dan aku mencoba memeluknya tetapi aku tidak bisa. Teriakanku pun tidak terdengar olehnya.

Ayu tiba-tiba terlihat termenung. Kemudian perlahan-lahan air mata menetes di wajah cantiknya. Kemudian dia berlari keluar menuju tempat sampah di depan rumahnya. Ia mengorek, mencari, mengais tempat sampah.

“Diku.. Dikuu.. kamu dimana..?”

“Diku.. maaf kamu kubuang..!!”

“Diku.. jangan pergi..!!”

Aku juga berteriak untuk mengabarkan aku ada disampingnya. Tapi tentu saja dia tidak mendengar teriakanku itu. Semua sampah di dalamnya telah terkorek habis dan dia tidak menemukanku. Dia terduduk lemas di samping tempat sampah tersebut. Dia menangis. Menangis tersedu-sedu. Saat itu malah hari dan hujan turun menyamarkan air mata Ayu.

Dan saat itulah aku hanya bisa melihat dan tubuhku tertarik ke atas. Sekuat apapun aku berontak aku tetap tertarik layaknya besi yang ditarik medan magnet yang sangat kuat. Aku ditarik menuju cahaya putih. Aku rasa tugasku sudah selesai. Tugasku sebagai penghibur sudah selesai. Kulihat lagi Ayu di bawah sana dituntun Ibunya ke rumah. Buat dia, semua sudah terlambat.

Memang, sesuatu akan terasa berharga saat tidak dimiliki lagi.

mari kita lanjut...

Gay Oh My Goat!!

Homo (gay) – Bencong – Laki2 melambai2..

Tiga hal yang gw sebutin diatas adalah tiga hal yang paling gw benci banget.. Knapa?? Karena mereka menyalahi kodrat mereka dimana udah sukur2 dikasih kejantanan yang identik dengan keras trus mau aja gitu menjadi lemah lembut yang kebanyakan kalau bencong itu lebih feminin dibanding cewek…

Sedangkan gay, ini jelas2 udah kelainan, kalo ada yang bilang gay itu bukan penyakit menurut gw itu salah..gay itu penyakit menyukai sesama jenis yang bwat pelakunya bakal dikutuk jadi kodok berbuntut babi..

Kenapa tipa2 gw ngomongin masalah kayak beginian??karena baru2 ini gw mengalami HARI-HARI KETEMU BENCONG GAY DAN MELAMBAI (disingkat : HAHAKECONGGAMEL). Dimulai pada hari Jum’at dimana gw berangkat ke trans TV bwat nonton acara bernama Dorce Show bwat nyari dana acara..

Dorce Show waktu gw nonton ngundang cowok2 (ngakunya..) metropolis berdandan najis dan berbau amis tapi punya kantong gak’ tiris..dan salah satunya ada cowok yang melambai2 yang kalo ngomong itu bibirnya mencong2 gitu n’ mempunyai tangan berjari nge-trill.. udah gitu kalo ngomong itu mirip banget kayak cinta laura (artis muda yang baru pulang dari Jerman trus baru nyampe bandara langsung ditawarin maen sinetron yang amat sangattidak jelas itu..) yang mempunyai cara ngomong beraer alias sering nahan lidah..

Hari Sabtu-Minggu-Senin tidak ada kejadian berbau mistis kayak gitu,, tapii..pas hari selasa..hari gw dimulai dengan hujan lebat yang ngeguyur satu Jakarta dari kemaren malem..dengan smangat 45 bwat menuntut ilmu di kampus berangkatlah gw ke kampus..pas lagi jalan ke depan ada kubangan khan gara2 ujan kubangannya gede banget yang membuat kubangan tersebut jadi kayak danau buatan gitu..

pelan2 gw jalan..

pelan..

pelan…

lagi jalan asik2 tiba2..

bless….

Kaki kiri gw berasa adem.. apakah angin semilir pagi masuk ke sepatu gw atau kaki gw masuk ke lemari es?? ternyata enggak..

Kaki kiri gw sukses kecelup di kubangan,.. mana sepatu gw putih bersih kayak kulit gw..(hweekk…) jadinya ketauan banget kalo abis kecelup.. sesaat gw bingung, gimana caranya biar seimbang antara satu sepatu dengan sepatu lainnya??

“waduhhh..nih sepatu gimana? Yang satu coklat yang satu putih..”

Akhirnya gw punya ide jenius : gw celupin aja sepatu kanannya walhasil sepatu kiri sama kanan gw kompakan kotornya…tapi pas gw mau nyelupin.. aernya dangkal..jadinya Cuma setengah kotor..jadi2nya gw kayak baru macul dari sawah nanem padi tapi cuma satu kaki doank (jadinya nanemnya sambil akrobat gitu..) trus ke kampus..butek banget sepatu gw.. sampe sini gw gak ada pikiran apa2..

Setelah bersusah payah berjuang di tragedi sepatu basah itu gw sampe ke kampus,. Ternyata susah payah nembus ujan, sepatu kecelup, lari2…dosennya ternyata gak masuk…asem kunyit emangg…

Bingung mau kemana soalnya gak ada kerjaan trus jam 1 ada kuliah lagi, gw berangkat aja ke UP (Universitas Pancasila) bwat nuker CD (compct disc bukan celana dalem).. gak taunya tuh toko laknat blom buka jam segitu .. yaudah gw nunggu aja di peron ke bogor soalnya mau balik ke Kampus lagi.. ada suatu pertanda bwat kejadian tolol yang ada di masa depan gw. Gw ngeliat ada cowok bertampang sangar kayak vokalisnya Kangen Band tapi mempunyai gaya… melambai…. n’ memakai celana yang ketatnya minta ampun. Sampe akhirnya datenglah kereta yang gw tunggu2 itu..

Perjalanan kereta yang cuma sebentar itu ternyata mempunyai cerita menjijikkan yang amat sangat super duper menjijikkan. Gw naek kereta emang agak2 rame gitu. Di depan gw ada kakek2 yang terlihat amat sangat biasa tapi ternyata edan..yang namanya udah lama gak naek kereta gw nengok2 ke kanan trus ke kiri. Lagi enak2 nengok2 gitu tiba2… Jins gw pas di resletingnya bergetar..

“Ada apa ini…???”

Gw kira hape gw bergetar khan.. ternyata pas gw liat ada kakek2 lagi ngeliatin gw dengan tatap mata mesum yang amat sangat bikin gw mau muntah di muke kakek2 itu, yang menjijikkan itu ternyata…getaran itu berasal dari punggung tangan kakek itu yang lagi ngegenggem payung yang dipentokin ke celana gw kayak orang mau namu..

“tokk…tokk..tokk…asalamualaekumm…”

Brengsexx !! Gw udah najis banget nih sama kakek2 gila kayak gini. Gw pasang aja muke galak trus tangan gw nangkis tangan tuh kakek. Tapi tuh kakek malah pasang muka stay kul trus bilang ke gw.

“mau turun dek..??”

Gw jawab aja, “iya..”

Gw menyingkir pelan2 tapi..tuh kakek2 gay yang gila itu ngikut trus tetep aja ngelanjutin aktipitas gebleknya itu..gw tangkis lagi trus gw pasang lagi muke seremm. Gw liatin mukenye yang ketauan banget udah lama gak disetrika, soalnya keriputan n’ lecek kayak kertas. Ternyata dia bales ngeliatin gw juga dengan tatapan mesum dan gw najong banget liat2an kayak bgitu..anjrit..nih kakek2 kebanyakan makan apa yaa?? Dan sampelah tuh kereta di stasiun UI yang artinya pintu kebebasan gw dari kakek2 tua bangka ditambah gay itu..*kereta mulai melambat*…gw udah gak peduli lagi sama tuh kakek2 gila trus pasang kuda2 mau sprint dari kreta…tapi.. dia malah nyolek pundak gw trus bilang.

Kakek2 Gila : “turun yukk…”

Edan!! Gw jadi ngeri banget gw turun aja tanpa nunggu tuh kereta brenti trus KABURRRRRR dari kakek2 gila yang horni itu.. Sumpah seumur2 baru sekali gw punya pengalaman menjijikkan kayak gini yang membuat gw makin benci sama hal2 kayak gw sebutin pertama itu…
mari kita lanjut...

Selasa, Mei 20, 2008

Gigi Gingsul Mbak-Mbak

Waks.. Global Warming.. Global Warming...
Pemanasan global.. Pemanasan Global..
Akhir-akhir ini efek dari global warming amat sangat gw rasakan, yaitu...

makin sering manggungnya EFEK RUMAH KACA

hehehhe...

gak deng'..

cuaca akhir-akhir ini sering banget berubah. Pagi adem, siang panas terik sadistik, dan udah niat pulang agak telat dari kampus biar gak kepanasan ehhh... pas lagi di angkot mau turun malah ujan gede (segede jempol kaki).

Terakhir pas gw pulang dan ujan gede. Akhirnya gw nongkrong dibawah atap warung kelontong. Bermuram durjana karena gak bawa payung dan keujanan, becyek, ketimpuk e'ek...

Lagi ngelamun... (bukan jorok)

PETTTT......!!!

*lampu mati*

dan bukan cuma toko kelontong itu yang mati, tapi satu INDONESIA!! Gak lahh cuma satu jalanan aja yang notabene panjaaaaanngggg banget. Anjrit, lampu mati dan jalanan masuk ke rumah gw pasti jadi gelap. Dan karena ujan, orang pasti gak mau keluar2 mandi ujan (sapa juga yang mau).

Akhirnya dipengaruhi insting patriotis gw, gw... SPRINT dari toko kelontong ke rumah gw. Cepet banget, Don Johnson jg kalah, tau Don Johnson ? itu lohh.. yang rambutnya jigrik2.. Sampe dirumah gak beberapa lama, lampu udah nyala lagi.. sialan banget, pas nyampe baru nyala.

Gw nyetel tipi, pas banget lagi iklan. Iklannya adalah, Cay Pek Tan.. apa Ca Pak Tan ya..? atau Ca Ci Ngan kali ya.. Pokoknya model iklannya Aldy Fairuz, ceritanya dia disitu perutnya sakit kayak orang dapet. Dia gak bisa boker 3 kali puasa 3 kali lebaran (nungguin Bang Toyib pulang soalnya..), sambil duduk di sofa warna krem dia megang perut berakting layaknya orang sakit perut. Tapi jadinya kayak orang kena serangan jantung di pantat, mungkin sistem peredaran darah dia berada di pantat jadi kalo gak boker2 dia bisa mati mendadak. Ditambah lagi sama efek dramatis dia guling2an kayak trenggiling,

“selamat tinggal di dunia, aku mati berkalang tai…”

Tapi tiba2 datanglah obat mujarab penyelamat nyawa sang Aldy Fairuz bernama Cak Pay Tan. Dengan obat tersebut, Aldy Fairuz yang tadinya sekarat nahan boker sudah bisa tersenyum kembali. Plus, karena perutnya sudah lega gembira dia bisa dapet cewek. Dengan naek motor memakai helm pilot lengkap dengan kacamata pilotnya, Aldy Fairuz mengajak cewek yang kalo gw duga adalah sang peramu obat2an anti tidak boker tersebut (minimal anak yang bikin lah), si cewek senyum2 najong sok manis gitu mungkin dia wanita yang amat sangat sederhana sehingga untuk mendapatkan dia, Aldy Fairuz cukup berkata,

“ hai gadis, tau gak? Perutku udah gak ada tai-nya loh.. lihat, sekarang saya udah bisa tiger sprong sama posisi lilin.. keren banget khan gw? Pria bersih pandai cebok sendiri”.

Dan itu semua berkat Cay Pek Tan, obat yang bisa mengubah hidup Aldy Fairuz secara drastis.

Ada lagi iklan menggelikan yang gw liat akhir-akhir ini, yaitu iklan RONCAR ANTI MALING. Ceritanya gini, pada suatu hari yang cerah di depan sebuah Ruko terdapatlah sebuah mobil Kijang berdiri dengan anggunnnya. Kemudian datanglah dua orang bodoh dengan naek motor, dengan sedikit sulap mereka akhirnya bisa membuka pintu mobil tanpa nyalanya alarm mobil tersebut dan tentunya tanpa seijin yang punya.. setelah diselidiki ternyata.. mereka MALING MOBIL!!!

JENGG…JENGG..JENGG…JENGG…

Gawat sekali, ada dua maling mobil yang sedang menggasak mobil (masak gasak sandal jepit sama kaos kutang sih?). Apakah mobil itu akan selamat..?? Ternyata, kedua maling itu bingung!! Lobang koncinya ternyata ada tempat masukin kartu kayak kalo mau maen Time Zone. Di saat gundah gulana tersebut datanglah yang punya mobil, mergokkin sang penggasak mobil lagi beraksi.

Bukannya nge-geprok pake batu atau minimal nyelepet tuh dua orang maling pake tali beha. Dia malah datengin tuh dua orang maling dan bilang, “makanya.. pake RONCAR ANTI MALING!!”. Sang maling panikan, dan kabur begitu aja ketakutan didatengin cewek ber-sunglasses kuning berbaju motif bunga-bunga dengan struktur gigi unik yaitu gigi taring semua. Mungkin mereka takut kalo cewek itu bencong kali ya.

Seiring dengan kaburnya dua orang maling pemberani itu, datanglah mobil lainnya.. Kalo gak salah kijang juga,. Mobil itu ngebuka kaca depan penumpangnya. Muncullah seorang laki-laki paruh baya dengan perawakan mirip M. Nuh (DEPKOMINFO).

Aktornya kira-kira mirip Menteri ini..


Dia bilang “Pake RONCAR ANTI MALING?? Saya juga donk..” trus sang M.Nuh tersebut maen cabut aja gitu.. ternyata dia cuma ngasih pengumuman aja sama si mbak bercaling itu. Gak ada niat bwat menggagalkan maling tersebut karena sebegitu yakinnya dia dengan kekuatan RONCAR ANTI MALING!!

Kemudian kamera bergerak ke wajah mbak caling, dengan kacamata sunglasses lensa kuning frame item ala anak pantai ditambah kaos bunga-bunga berwarna kuning juga dia bilang “Ayo, pake RONCAR ANTI MALING”. Kemudian mimpi buruk pun terjadi, dia senyum menyeringai seperti iblis jahanam yang mau gigit leher kita. Mau ngisep darah? Ternyata enggak, dia ngebersihin daki. Dia adalah drakula ramah anti darah yang cuma suka daki, terutama daki orang Bekasi yang terbuat dari debu murni hasil kristalisasi debu + keringat (hwahahaha…piss bwat orang bekasi). Senyuman menyeringai itu ditambah dengan efek suara modern, yaitu music keyboard ala tahun 80-an yang biasanya kita denger waktu nonton film di LATIVI TENGAH MALAM (Alm.) di diskotiknya. Sungguh vintage dan retro sekali iklan ini.

Intinya, udah gak jaman pake konci mobil!! gak aman!! lebih baik pakeee....

RONCAR ANTI MALING

(berhadiah drakula penggerus daki)
mari kita lanjut...

The Power Of Emak-Emak

Wanita, sesosok manusia yang menurut gw harus dihormati oleh setiap laki-laki yang ada. Gimana gak, wanita adalah pemberi nyawa, mediator manusia yang tadinya cuma darah-seonggok daging-hingga sampe kemudian gede jadi pilot (kenapa juga jadi pilot).

Wanita yang sudah menikah atau belum yang telah dewasa sering disebut ibu-ibu, bahasa padangya amay-amay, bahasa betawinya emak-emak, bahasa inggrisnya mam-mam, dan bahasa cina-nya cik-cuk-weng-hau-tse.

Gw make sebutan betawi aja yaitu emak-emak. Emak-emak memang seorang wanita yang lemah lembut dan terkadang terlihat tidak berdaya. Mereka merupakan manusia halus yang tidak boleh disakiti perasaannya oleh siapapun. “Surga di telapak kaki emak-emak”, begitu Islam mengajarkan kepada penganutnya.

Tapi siapakah yang sangka dibalik semua kelemahannya, kelemah lembutannya, dan kehalusannya emak-emak ternyata mempunyai kekuatan yang tidak tertandingi oleh laki-laki sekalipun. Apa sajakah kehebatan dari seorang emak-emak?

Pertama, BELANJA. Nyokap gw, yang pastinya udah emak-emak, sangat tangguh saat menaiki escalator dan menuju gerbang dengan tulisan “SELAMAT DATANG DI ITC MANGGA DUA”. Kita sampai di tempat itu sekitar jam sepuluh pagi, dan gw diajak sebagai bodyguard dan kuli panggul gratisan. Kita arungi lah surge belanja Mangga Dua, pertama nyari sepatu. Adanya di lantai dua di Timur (padahal kita di Barat lt. 4), nyampe disana nyokap gw milih2 sepatu dengan cermat padat dan akurat.

Misi kedua, Bed Cover. Adanya di lt.4 wilayah barat, yaitu tempat gw tadi. Kenapa bukan pas awal-awal? “Lupa” adalah jawaban yang bisa menjawab semua rasa penasaran gw dengan tuntas. Misi ketiga dan yang paling lama, baju. Gw udah gak tau lagi kita kemana aja pokoknya naik-turun, timur-barat, utara-selatan gw arungi demi mengawal nyokap gw. Sejak jam 12 siang gw udah gempor sendiri ngeladenin stamina nyokap gw yang kayak nyiduk aer dari bak mandi pake sendok, gak abis-abis!

Baru jam tiga sore waktu rehat di bangku, akhirnya nyokap gw sadar.

“dek, udah jam berapa..??”

“jam tiga bu..”

“ya ampun udah sore, Ibu udah capek..”

Pas pulang baru kerasa capeknya dan dibales pake tidur selama mungkin. Besoknya ? Panggil tukang pijet lah. Tapi biarpun gempor, gw tetep ikhlas kok… hehe..

Kedua, REBUTAN. Emak-emak akan muncul kekuatan tersembunyinya di saat dimana terjadi perebutan akan sesuatu, seperti rebutan ngerebut baju obralan, rebutan naek kereta, dan yang pernah gw rasain yaitu.. rebutan naek busway. Waktu itu di terminal busway Harmoni,gw baru aja dari Glodok beli dvd (dvd ngaji yang islami.. hehehe..).

Keadaan terminal rame, di kanan gw mas-mas berambut spike pirang dengan anting di dua kupingnya. Di kiri gw orang pacaran cewek-cowok (untungnya gak cowok-cowok, bisa nimbrung gw.. hehe..). Di belakang gw makluk lemah gemulai berjilbab dengan muka ramah memakai baju PNS, emak-emak guru, itu dugaan gw.

Datanglah bus Transjakarta yang didalemnya emang terlihat udah agak penuh, buru-buru lah gw masuk dengan riang gembira ke dalam bus AC nan adem ayem itu, pas jalan menuju dalem.. gw liat abang-abang penjaga busway udah tereak2 panik “Ayo!! Jangan dorong-dorongan!! Sisanya naek belakang!!”. Gw percepat langkah gw.

Tiba-tiba..

Dari pinggang kanan gw ada sentuhan tangan.. tangan kecil.. tangan kecil itu ternyata tidak cuma menyentuh.. lama-lama mendorong.. gw coba nahan tuh tangan kecil.. di saat gw mau memenangkan pertandingan melawan tangan kecil itu dan masuk bus dengan senyum jumawa.. muncullah.. tangan besar.. alias..

Lengan + Bahu sang emak-emak lemah gemulai itu… dengan jahatnya… sadisnya… tidak berperikemanusiaan… teganya… teganya… ohhh… sungguhh… teganyaa.. dikeprok ke badan gw..

Badan gw dihantem sama kayak begituan dan entah kenapa gw gak bisa nahan akhirnya keseimbangan gw ilang, GW KALAH!! Dengan sukses gw nemplok di pager pembatas dan emak-emak lemah gemulai berjilbab oranye itu udah naik ngerebut tempat gw. DIA MENANG. Dan gue pun terduduk lesu sambil mukul2 tanah dan tereak “ TIDAAAKKKKK….!!! AKAN KUBALAS!!” sambil gw ngelempar kaca bus pake sepatu *dari jauh terdengar suara sirine ambulans RSJ Grogol mau jemput gw*à Maaf, kalimat terakhir hanya fiksi belaka, jadi bwat yang udah pada seneng menang taruhan “apakah Mirzal waras atau tidak?” sabar dulu yaa..anda belum menang... wehehehee…

Dalem hati gw kagum sama emak-emak, darimana mereka dapet kekuatan segede itu? Mungkin kalo gw punya scouter atw pelacak tenaga, scouter gw bakal meledak saking gedenya tenaganya. Gw yakin Ade Rai sampe Ade Namnung pun bakal kalah dibodi emak-emak (hehehe..).

Masih soal rebutan, kali ini di kereta. Coba deh suatu saat di kereta bikin penelitian. Jika suatu saat ada bangku kosong dan di sekitar situ juga ada emak-emak (pastikan dia lagi ngeliatin bangku kosong itu).

1. Liatin bangku kosong itu

2. Bergerak perlahan seakan ingin duduk di bangku kosong

3. Ambil ancang-ancang untuk berlari

4. Liatin emak-emak itu, kirimkan tatapan mata persaingan

5. Pergi Haji bila mampu

Dan.. seperti sulap sodara-sodara!! Akan muncul sesosok emak-emak di bangku kosong tersebut duduk dengan anggun dan angkuhnya. Hitungan kecepatannya udah bukan pake Km/jam tapi pake satuan cahaya, bahkan sampe tingkat “Sebelum Cahaya”. Ingatlah engkau kepada.. embun pagi bersahajaa… yang menemanimu… sebelum cahaya… ingatlah engkau kepada.. angin yang berhembus mesra.. yang khan membelaimu…. TINJAAAA!!! *nyanyi sambil remes-remes dada ala Noey ‘Letto’*

Ketiga, kekuatan yang paling keren yaitu KASIH SAYANG. Emak-emak rela bangun tengah malem pagi-pagi buta bwat nyium bau pipis atau e’ek bapaknya anaknya. Dengan sabar bangunin anaknya sekolah padahal dia dimarah-marahin sama anaknya. Kerja keras banting tulang mencari nafkah sekaligus membanting tulang memberi yang terbaik kepada suami dan anaknya. Dan yang paling besar dan paling mulia yaitu, dengan rela bertaruh nyawa demi mengantarkan anaknya ke dunia.

Tulisan ini bwat nyokap gw (yang terakhirnya aja..)

I Love U Mom…

Best regards…

mari kita lanjut...

Badminton.. Dimana-mana..

Bulutangkis, salah satu olahraga paling terkemuka di bumi Indonesia yang sudah diakui dan disegani sama seluruh dunia. Baru-baru ini diadain kejuaraan Thomas dan Uber Cup, kenapa juga namanya bwat cowok mesti Thomas dan bwat cewek namanya Uber? Kenapa gak Thomas dan Parti? Atau Paijo dan Sarmi? Eniwei, gw bukan mau ngebahas asal-usul bulu tangkis. Mana ngarti juga.

Tgl 17 Mei 2008 kemaren gw nonton semifinal piala Thomas. Dengan PD setinggi gunung kalo gw pasti bisa dapet tiket, gw kesana abis kuliah “Tari Piring Basamo Awak” (yang ngajar gw orang Padang medok soalnya). Dengan diiringi udara panas dan macet yang luar biasa di Jakarta sampelah gw di Parkir Timur Senayan.

Sesampenya di sana kita langsung meluncur ke loket. Ternyata yang ngantri udah panjang dan antrian itu dibagi dua, cewek sama cowok. Knapa dibagi dua? Usut punya usut ternyata pas loket cewek-cowok digabung, ada seorang cewek yang masuk kerumunan dan pas keluar langsung HAMIL!! Jadi agar kejadian ini tidak berulang makanya dipisah.


Di bagian cowok yang ngantri udah lebih panjang dibanding yang cewek, ditambah lagi yang ngantri itu calo, preman kudisan, orang item pekat dengan memakai kaos you-can-see-my-ketek-berbulu-bau-sangit. Yaudah biar lebih gampang dan karena jumlah cewek lebih banyak, yang ngantri cewek dan cowok pada nitip tiket (1 orang dua tiket). Sekarang jaman emansipasi bung. Hehehehe...

Kita start ngantri jam 11 siang, dan sebagai umat Islam yang taat atas ajaran agama, gw brangkat sholat jum’at dulu. Ternyata di mesjid ada antrian juga. Apakah di mesjid jual tiket juga? Ternyata enggak, mereka ngantri wudhu. Gak enak juga ngeliat ustadz pake sarung tereak "tikett...tikett... 75 ribu ajahh... sama yang laen 100 rebu.." bisa dikebiri sama yang laen tuh. Setelah (lagi-lagi) ngantri, gw sama temen gw beli koran kapitalis (1rb 3 lbr) dan duduk di rumput (sambil beralas koran)... abis itu tiduran... trus guling2an... trus jatoh ke comberan..

Kelar shalat Jum’at kita balik lagi ke loket, yang cowok udah tipis antriannya dan yang cewek udah maju. Lumayan lahh... Dan dari asu isu yang beredar loket bakal buka jam 4 sore. Sokk... dengan semangat membumbung tinggi kita ngantri demi seonggok kertas berwarna-warni bertuliskan Rp 50.000,- bernama tiket.


Udah jam tiga, berarti tinggal satu jam lagi loketnya mau buka. Gw liat keadaan sekitar ternyata yang ngantri udah makin rame ada ratusan atau mungkin jutaan orang ada disana. Udah gitu ada yang ngantri serong dengan niatnya mau nyelak, walhasil orang-orang biadab itu ditereakkin “gak tau maluuu...!!” “gak malu tauu...” “Gak punya kemaluan..!!”.

Udah sekitar jam 4 tapi tiket dibuka tapi loket blom buka juga, semua pada tereak “buka.. buka... buka...!!” dan bener aja.. gw liat.. loket blom juga buka. Tapi, gw liat di atep restoran Lagunas yang ada di sebelah loket ada mas-mas stripper lagi buka baju dengan pose Sophia Latjuba lagi berdiri dengan jantannya. Mungkin saat penonton tereak, dia merasa itu tereakan untuk memanggil dia dan mikir kalo ini udah saatnya untuk dia tampil beraksi buka baju memamerkan otot dan kegantengannya dia. Sungguh benar-benar pengalaman yang merusak mata. Atau mungkin ada Photo Shoot majalah FHM (Foto Hot Mas-mas)??

Sophia Jatjuihtjuih...


mas seksi modal popular (seksi bukan??)

Jam 5, loket blum dibuka juga. Suasana udah mulai chaos, botol-botol udah mulai banyak berterbangan, pohon-pohon tumbang, anak bayi pada nangis, gempa bumi, kelaparan, banyak suara desingan peluru, di Bogor angin ngamuk dan para pengantri udah mulai panas, jadinya banyak yang tereak

“woy! Mana tiketnya anjing!!”

“Kita mau dukung Indonesia tapi tiket gak dibuka-buka!!”

temen gw gak tau mau tereak apa malah tereak, “ada Julia Perez!!”

sungguh gak nyambung.

Dari kiri ada segerombolan polisi dateng dan tujuan mereka sama sekali bukan bwat ikut ngantri tiket. Mereka entah ngomong apa dari jauh, gak kedengeran, ditereakkin-lah sama yang ngantri tiket kalo mereka disuruh deketan biar akrab.

Polisi pun udah ada di deket kerumunan massa yang ngantri tiket, pusat perhatian pun berubah dari loket ke polisi. Penonton yang udah emosi tingkat tinggi berteriak-teriak dengan lantangnya. Sang pak Polisi pun bingung mau ngomong pun coz' ga’ bakal kedengeran. Suasana pada saat itu sangat berisik, semua orang berteriak. Bahkan di tengah-tengah kerumunan ada yang teriak “Aquanya... aquanyaa... yang auss.. yang ausss...”

Tapi....

Dari samping kiri Polisi muncullah laki-laki berkulit hitam legam dengan memakai baju merah bertuliskan Indonesia di dadanya dan memakai celana pendek Army. Wajah sang laki-laki itu sangat kejam, mungkin dia sudah membunuh puluhan orang sejak dia lahir dengan cara sadis tanpa perasaan.

Apa yang dilakukan sang laki-laki? Dia memanjat pagar seakan ingin meruntuhkan pagar dengan sekali hentak agar dia tampak oleh semua orang, dan karena keadaan sudah semakin kacau dimana penonton berteriak tanpa henti. Di saat keadaan kritis ini dia mengumpulkan segenap nafasnya dan teriak.

“EEEEHHHH...... DIEEEMMMMMMM....!!!!”

Mungkin kalo dia berteriak dengan suara lantang kayak Soekarno, orang-orang akan terkesan dengan dia dan dia akan dijadikan CALON PRESIDEN INDONESIA pada Pemilu 2009 nanti. Tapi ternyata, dia berteriak dengan intonasi layaknya bencong digodain sama om-om idung belang yang kegedean nafsu. Ditambah lagi muka kejam bengis dia diganti sama muka jutek ala pria-pria berkemayu kalo BH-nya ditarik anak bocah dan tangan kanan sang pria itu berubah, dari mengepal keras layaknya preman SENEN mau malak menjadi posisi melambay-lambay.

Emang dia berhasil, semua orang berhasil diam dan bungkam. Tapi abis itu mereka semua ketawa ngakak (terutama gw paling gede ngakaknya). AWASS!! BENCONG NGAMUK!!!

Balik lagi ke loket. Ternyata menurut keterangan polisi tiket udah abis.

????

????

APA-APAAN NIH!!???

TIKET ABIS!!???

Gimana caranya 2.500 tiket yang disedian untuk dijual bisa abis bahkan sebelum loket itu dibuka. Apa lagi acara Damian si Raja Ilusi dengan trik baru bisa ngilangin tiket dalam sekejap? Sontak makin ngamuk penonton, dan kali ini tidak ada laki-laki penyelamat berbaju merah penolong tersebut. Mereka semua sepakat punya kesimpulan kalo semua tiket dijual ke calo.

Tapi dengan sedikit harapan yang kesisa para pengantri yang rata-rata udah pada nunggu dari pagi (ada yang dari jam empat pagi!!) tetep setia disana berharap ada tiket yang dijual. Sembari ngisi waktu banyak bunyi-bunyi gak jelas. Ada terompet tukang roti lah, tereak “EYA!!” “HUU!!”, dan “Indonesia!! Indonesia!!”. Pokoknya suasana udah gak jelas dari emosi malah jadi ketawa-ketiwi.


Jam 6, pertandingan udah mulai dan kita semua nyerah putus asa. Kita langsung menuju screen yang ada di pintu masuk Istora.

Jadinya kita semua buka nonton langsung, tapi nonton bareng di depan tipi gede. Sampenya disana udah pada kumpul orang-orang tidak beruntung kayak gw sama temen-temen gw. Nonton disini malah lebih kocak, tiap ada artis yang disorot semua ditereakkin “CALOOO...!!!!”. Kalo Indonesia dapet nilai semua pada tereak kegirangan, ditambah lagi kamera nyorot Julia Perez yang lagi diintipin tete’-nya sama bapak-bapak berbaju biru di sebelah kanan dia.

“CALO SILIKOOONNN!!!!”

Penonton di luar dikomandoi sama manusia (kayaknya) dengan pake helm ala tentara inggris jaman dulu yang punya tonjolan di helm-nya. Tapi bedanya tonjolan dia ada buletan lagi jadinya kayak tonjolan hamil. Berambut panjang sepinggang, memakai baju dalang yang pada akhirnya dilepas juga jadinya dia pake kaos garis-garis merah. Dia gak berhenti goyang kalo Indonesia dapet angka sambil ditereakkin “EYAA!!” sama penonton lain, mungkin dia berasa Tukul Arwana kali ya.

Udah seheboh itu ternyata Indonesia kalah tanpa perlawanan, 3-0. Taufik Hidayat yang paling payah. Dipasang di pertandingan penentuan dia malah tampil ogah-ogahan dan akhirnya kalah dua set langsung. Sukurin calo! Pada gak nonton final!! Gak laku lo!!

Pas gw pulang temen gw cerita. Ternyata dia nge-gap ada manusia yang memakai name tag Thomas dan Uber Cup lagi ada di luar menjual tiket sama orang-orang seharga 100 rb (aslinya 50rb) gak lama setelah Polisi ngumumin kalo tiket udah gak ada. Temen gw nawarin mau beli 10 tapi dengan harga 75 ribu, tapi kata dia “wahh.. kalo bwat banyak saya gak bisa dek..”. Dan di kantongnya dia ada setumpuk tiket yang amat sangat banyak. Kemungkinan muncul gengsi Polisi yang udah bilang tiket abis tapi ternyata tiketnya masih ada. Jadinya dia keukeuh gak mau buka loket.

Gimana mau maju Indonesia kalo ternyata calo-nya itu ternyata dari panitia-nya juga???

Entah lah yaa...
mari kita lanjut...