Kamis, Desember 17, 2009

Tidak Penting Dibuat Penting

Hari ini, Kamis 17 Desember 2009, batas akhir pengumpulan skripsi. Sedangkan gue, skripsi belum selesai sampai detik ini dan terdampar di gedung E melihat kegiatan kampus yang terus berjalan seperti biasanya. Hey, untungnya gue gak sendiri disini. Gue bersama temen gue bernama Apis, baru selesai UAS Ekonomi Manajerial yang membuat senyum menjadi kering dan otak pusing. Bingung gak ada kegiatan, gue mengadakan battle deskripsi. Dimana gue dan Apis saling menggambarkan hal-hal gak penting yang dikemas dengan kata-kata bagus, sehingga terlihat penting. Apakah hal-hal gak penting itu? Silahkan tebak dan intrepretasi sendiri.

Apis
di tengah pagi sebelum siang. , ku merana bagai lembayung senja,, terpatung meratapi ocehan orang ditempat berkumpulnya para dedengkot yang kini semakin sepi, , hanyalah tinggal kisah beberapa yan lain, dan kini tinggalah beberapa sisa dari mereka yang masih berjuang demi terciptanya keriangan di seriusnya tatapan mata , ,

Mirzal
Mengapa mereka mengoceh tanpa alasan yang konkrit. Seperti ucapan kosong yang tak pantas keluar, ungkapan hampa tak jelas, dan kata-kata seperti mengomel. Hanya berdasar emosi tanpa logika. Terlihat satu kurcaci menjadi pemimpin diantara para raksasa yang sedang berada di batas tertawa atau serius. Terpancar ruang tak berisi dari mata mereka, tapi mereka tetap bertahan apa adanya.

Apis
itukah pandanganmu tentang kumpulan daging, , mreka jauh lebih baik dalam kaleng, jauh lebih terlihat berguna daripada duduk dengan membebani punggung mereka dengan sesuatu yang tak pernah mereka mengerti tapi terus mereka cari tahu, meski tanpa hasil, meski mereka menata bagai badai lanina di tengah musim gugur, , haha .. itu absurd dan ku hanya menatap sudut sudut yang saling berjauhan, ,tapi tetap mereka jaga dengan sekumpulan benang, dan kawat yang di bentuk

Mirzal
Saat dua kubu dekat saling bertentangan, tak ada indah yang terbentuk. Mereka akan bergoyang tanpa arah, menuju bawah, dan gelisah. Apakah itu yang kau mau? Sebaik apapun kau menyokongnya, menjadi percuma. Bahkan beberapa menjadi pisau tajam yang siap menusuk badan. Dua kubu bertentangan, jalan ke arah yang berbeda, sering membuat manusia menjadi kecewa. Karena begitu kau mendapatkannya, tak bisa kau makan buahnya. Semua akan percuma, hancur dibalik sehelai benang.

Apis
tapi terlalu sepat untuk ku bayangkan, , aku hanya bisa berharap membasuh buahnya dengan kelembutan kulitku, ,dan kini ku tambahkan beban pikiranku,dengan apa mau ku, hanya berharap, tapi kosong, , hanya membuatku merasakan adanya sayap yang terbentang tak berujung ,tapi tetap tak bisa terbang sitinggi khayalan, begitu keras sanggahannya, tapi begitu lembut ketika kau menyingkirkannya, akhhhh. . terserah mereka menyebutnya apa, ,

Mirzal
Sang pemilik kebun berpolah pesanan. Tak bisa dia bertindak sesuka hati. Seyumnya mengembang, entah apa di dalam. Apakah dia benar-benar senang? Sedih? Jijik? Atau merasa muak? Entahlah. Untung saja dia membeli topeng kesenangan, jadi semua rasa terkubur hilang di dalam. Si kebun terus meminta hal-hal leyeh. Hal yang menurut dia penting dan sukar dikabulkan. "Sebagai syarat", begitu katanya. Sang pemilik pun terlihat bodoh dibuatnya. Apa esensi jadi manusia kalau tidak bisa berbuat sekehendaknya? Hanya terpaku di satu pilihan. Menyedihkan, tampaknya.

Apis
hanya berawal dari mimpi, dan bermodal apa yang mereka sebut moral, akankah kau terus sembunyikan hasilmu dari para kaum adam, kenapa kau bersikap seperti itu dari sesuatu yang sebenarnya kau banggakan , kau selalu merawatnya tapi kenapa kau sembunyikan, kenapa kay takut dari apa yang kau banggakan, kenapa kau terus marah, , padahal kau sangat merawatnya, dan menawarkan pada ku dengan sedikit belahan, akhhhhhhhhhh............... tabiatmu bagai desing peluru dari laras panjang sang jendral di pikiranku

Begitulah kegiatan dua orang mahasiswa tingkat akhir yang di kampus, gak ada kerjaan. Mencoba menimbulkan kreativitas dengan penggambaran unik khas masing-masing, sambil menyusun rencana apa yang akan dilakukan nanti. Otak harus dimanfaatkan, walaupun untuk hal gak penting. Setidaknya bisa sedikit mengasah otak, walaupun dengan batu asahan yang lembut.

Cheerioo...!!


-=M=-

0 comments: